Selasa, 30 Juli 2013

Hah, Gubug Bulan Madu???

Pasca bencana tsunami di Aceh 2004, juga meletusnya Gunung Merapi pada bulan Oktober 2010, sempat heboh perbincangan tentang pengadaan bilik bercinta di posko-posko pengungsian. Rupanya, pengadaan bilik bercinta di posko pengungsian sempat direalisasikan di beberapa lokasi pengungsian. Ide itu, menurutku masuk akal juga. Siapa tahu selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan di pengungsian, ada pengungsi yang rindu bercinta. Meski, sebenarnya lebih banyak pengungsi yang merasa malu (malu kucing) untuk menggunakan bilik bercinta tersebut.

Mendadak ingat bilik bercinta, gara-gara baru saja membaca sebuah artikel tentang tradisi culik-menculik anak gadis di Desa Sade Lombok. Anak gadis di Desa Sade jika ingin menikah harus diculik dulu. Oleh sebab itu, umumnya satu gadis bisa mempunyai beberapa calon suami. Nah, diantara beberapa calon suami tersebut,  yang duluan menculiklah yang paling berhak untuk menikahinya. Wow!

Setelah menikah, mereka akan tinggal sementara di "gubuk bulan madu". Xixixixixixixi, namanya lucu, ya? Jangan dibayangkan gubuknya kayak cottage di pinggir pantai. Gubuk bulan madu ini kecil dan atapnya rendah sekali,  dindingnya anyaman bambu yang sangat mungkin bisa diintip orang, xixixixiixixixi. Sempat mikir juga, sih. Di tempat sekecil itu bisa ngapain aja? Kata temanku yang sudah berkeluarga, "bisa bermanuver tidak, ya?",  hahaha. Tapi, (mungkin) karena saking besarnya rasa cinta diantara mereka berdua, maka tinggal di 'gubug bulan madu' pun serasa tinggal di istana :)).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar